Senin, 08 November 2010

wpeAC.jpg (7186 bytes)

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

Secerah Mentari Pagi

Memandang langit nan indah
Menikmati ciptaan Sang Maha Pemurah
Ucapan syukur menghias lidah
Berharap kan bisa selalu terarah
Terik mentari di pagi hari
Menghibur jiwa yang sunyi
Cahanya semerbak menyinari hati
Berusaha temukan cinta sejati
Hatiku kini tak lagi pilu
Terbuai dunia yang menipu
Kuberharap ini kan bersemi selalu
Demi mengharap cinta Dzat Yang Maha Tahu
Kuberharap hatiku kan secerah mentari
Bisa menerangi hati hati yang sunyi
Membangunkan jiwa jiwa yang sepi
Mengapai ridho ilahi

Perpisahan

Ribuan jalan telah kita lewati
Berbagai rintangan telah kita lalui
Penuh wewangian bunga maupun bertabur duri
Penuh suka maupun duka di hati
Semua bukanlah sekedar kenangn
Semua bukanlah sekedar renungan
Saat kita dalam kebersamaan
Dalam suka maupun pengorbanan
Namun, kita tlah tahu
Kita tak selamanya bersatu
Menempuh jalan hidup yang bertabur debu
Bertabur dedaunan yang tak pernah tersapu
Saat berpisah harus menyapa
Ku tak ingin kau teteskan air mata
Ku tak ingin kau berduka
Karena hati kita kan tetap bersama
Sahabatku tercinta!!
Inilah hidup
Kadang kita membuka
Suatu saat kita kan menutup
Sahabatku tercinta!!
Ku ingin kita kembali bersama
Di saat harta tak lagi berguna
Di saat cinta menjadi satu-satunya pembela

maaf khan aku

maafkan aku
untuk luka yang tak sengaja kubuat perlahan pada hatimu
ku goreskan dengan kenangan indah berasama kekasihmu
menancapkan bersama malam dan debu
lalu berlenggang sejenak seolah kami tak tahu
bahwa aku mencintainya
dia menyukai waktuku bersamanya
dan kau mencintainya
di sela bimbang dan ragu
maafkanlah aku
atas dosa yang ku cipta pelan pelan bersama waktu
saat terik dan hujan
menyambut pagi meninggalkan malam
ah,,
aku jatuh di tempat yang salah
sakit memang
tapi aku menikmatinya…
maafkan aku
untuk luka yang tak sengaja kubuat perlahan pada hatimu
ku goreskan dengan kenangan indah berasama kekasihmu
menancapkan bersama malam dan debu
lalu berlenggang sejenak seolah kami tak tahu
bahwa aku mencintainya
dia menyukai waktuku bersamanya
dan kau mencintainya
di sela bimbang dan ragu
maafkanlah aku
atas dosa yang ku cipta pelan pelan bersama waktu
saat terik dan hujan
menyambut pagi meninggalkan malam
ah,,
aku jatuh di tempat yang salah
sakit memang
tapi aku menikmatinya…

Maafkan Aku

untuk luka yang tak sengaja kubuat perlahan pada hatimu
ku goreskan dengan kenangan indah berasama kekasihmu
menancapkan bersama malam dan debu
lalu berlenggang sejenak seolah kami tak tahu
bahwa aku mencintainya
dia menyukai waktuku bersamanya
dan kau mencintainya
di sela bimbang dan ragu
maafkanlah aku
atas dosa yang ku cipta pelan pelan bersama waktu
saat terik dan hujan
menyambut pagi meninggalkan malam
ah,,
aku jatuh di tempat yang salah
sakit memang
tapi aku menikmatinya…
siapalah aku ini yg tak tahu diri tuk meminta buih yg memutih
Menjadi permaidani seperti mana yg tertulis dalam novel cerita cinta
Juga mustahil bagi ku menggapai bintang di langit
Menjadikan hantaran syarat untuk milikimu
Semua itu sungguh aku tak mampu
Salah ku juga jatuh cinta pada insan sepertimu seanggun bidadari
Seharusnya aku cerminkan diri ku, siapa aku?
Sebelum tirai kamar aku buka untuk mengintaimu?
dari dinginnya tirai kenanganku…
slamat tinggal masa lalu…
do’a ku sertai langkahmu
aku menyerah
aku pergi susuri jelaga biru mencari sebuah arti
aku tlah bersiap berlari dan terus berlari
sekalipun angin utara ingatkanku
tentang sebuah makna yg tak bermuara
yg berhembus lewat sela-sela pori hati
untukmu ku berdo’a
do’a dari ribuan derai tasbih yg menjerat tanganku
smoga bahagia hidupmu dalam dekapnya
tak selamanya tangganku mendekapmu
betapa aku menyadari itu!